Graph CMS
Apr 13, 2022

Kematian dan Kebangkitan Yesus adalah Fakta Nyata

Yesus sesungguhnya mati di kayu salib

            Sebelum kita menunjukkan bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati, kita perlu menunjukkan bahwa Ia sungguh-sungguh mati. Kebangkitan tidak akan berarti, apabila Yesus tidak benar-benar mati. Untuk menunjukkan ini , ada beberapa point yang harus kita pikirkan.

1. Tidak ada bukti yang menyiratkan bahwa Yesus dibius. Yesus menolak penghilang rasa sakit umum yang biasa diberikan kepada korban yang di salibkan (Mark 15:23). Tepat sebelum kematian-Nya. Ia diberi satu kecapan anggur asam untuk melegakan tenggorokannya yang kering, tetapi tidak cukup untuk memabukkan (Mark 15:36). Penderitaan yang terlihat jelas dan jeritan kematian-Nya tidak sesuai dengan gambaran seorang yang hampir pingsan dalam keadaan yg di akibatkan oleh obat-obatan.

2.  Hilangnya darah dalam jumlah sangat banyak memperbesar kemungkinan Ia mati. Ketika berdoa di Taman, kondisi emosi-Nya yang ekstrem membuat “peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah” (Luk 22:44). Ia telah dipukul dan dicambuk berulang-ulang, malam sebelum Ia disalibkan, orang Romawi  memakai cemeti bercabang tiga dengan potongan-potongan tulang atau logam pada ujungnya mencambuk tubuh Yesus. Cemeti mencabik-cabik daging otot pada tulang dan mengakibatkan timbulnya shock peredaran darah. Mahkota duri telah ditusukkan ke tengkorak kepala-Nya. Yesus mungkin sudah berada dalam keadaan parah sampai kritis sebelum mereka menyalibkan Dia. Kemudian Ia  menderita lima luka uatama antara jam Sembilan pagi dan tetap sebelum matahari tenggelam. Empat dari luka itu disebabkan oleh paku yang digunakan untuk memaku Dia di kayu salib. Kita tahu dari peninggalan korban penyaliban di Palestina bahwa paku ini panjangnya 12,5 cm sampai 17,5 cm dan ukurannya 4,5 cm2.

3. Ketika rusuk-Nya ditusuk dengan tombak, air dan darah mengalir keluar. Bukti terbaik menyiratkan bahwa ini adalah tusukan yang diberikan oleh prajurit Roma untuk memastikan kematian. Tombak itu menembus ke rongga rusuk-Nya dan menembus paru-paru kanan-Nya, kantong di sekeliling jantungNya, dan jantung itu sendiri; dan menyebabkan keluarnya darah dan cairan selaput dada. Yesus, tidak diragukan lagi, Ia sudah mati sebelum luka ini ditimbulkan. Luka di pergelangan tangan dan kaki-Nya sudah melukai saraf-saraf utama. Luka terakhir pada rusuk-Nya sudah sangat fatal pada diri-Nya sendiri (Yoh 19:34)

4. Prosedur standard untuk penyaliban adalah mematahkan kaki korban sehingga ia tidak bisa mengangkat dirinya sendir untuk menarik nafas. Jadi korban akan mengalami sesak nafas karena paru-parunya dipenuhi oleh karbon dioksida (kurang oksigen). Kita harus memahami ini: mereka mematahkan kaki setiap korban. Namun pelaksana hukuman Romawi yang sudah professional menyatakan bahwa Kristus susah mati tanpa mematahkan Kaki-Nya (Yoh 19:33).Tidak ada keraguan dalam pikiran mereka sama sekali bahwa Yesus telah mati.

5. Yesus diberi balsam kurang lebih 75-100 pon rempah-rempah dan perban dan diletakkan dalam kubur yang dijaga (Yoh 19:39-40). Bahkan sekalipun Ia bangun dalam kubur-Nya, Ia tidak akan bisa membuka kain pembungkus-Nya sendiri, menggulingkanbatu ke samping dari jalurnya yang sudah dipahat, mengalahkan para penjaga, dan melarikan diri tanpa diketahui (Mat 27:60)

6. Pilatus bertanya untuk menyakinkan Yesus sungguh-sungguh sudah mati sebelum Ia melepaskan mayat-Nya untuk dikuburkan.

7. Jika Yesus berhasil mengatasi ini semua, Penampakan-Nya lebih meyerupai orang celaka yang sadar daripada Juru Selamat yang bangkit. Hal itu tampaknya tidak akan mungkin menjungkirbalikkan dunia.

8. Dalam artikel “On the Physical death of Jesus Christ” Journal of the American Medical Society menyimpulkan: “Jelas, bobot bukti historis dan medis menunjukkan bahwa Yesus sudah mati sebelum luka pada rusuk-Nya dan juga mendukung pandangan tradisional bahwa tombak, yang ditancapkan di antara rusuk kananNya, mungkin melobangi bukan hanya paru-paru kanan-Nya melainkan juga selaput dada dan jantung dan karena itu memastikan kematian-Nya. Sesuai  dengan itu, penafsiran yang didasarkan pada asumsi bahawa Yesus tidak mati di kayu salib tampaknya hanya merupakan kemungkinan kecil berdasarkan ilmu pengetahuan medis modern.

Yesus bangkit secara fisik dari kubur.    

Yesus bukan hanya sungguh-sungguh mati, melainkan Ia juga bangkit dengan tubuh fisik yang sama ketika Ia mati. Ada banyak penjelasan lain tentang kebangkitan Yesus, tetapi tidak satu pun dari penjelasan itu yang memuaskan fakta kasus itu. Jika kita melihat pada penjelasan lain, kita akan memiliki kesempatan untuk juga melihat bukti yang secara tegas menunjukkan bahwa hanya kebangkitan yang bisa menjelaskan semua faktanya.

Yusuf dari Arimatea mengambil tubuh Yesus.

            Problem teori ini diringkas menjadi “mengapa, kapan, dan di mana?” Mengapa ia mengambil tubuh itu? Yusuf sungguh-sungguh tidak punya alasan. Ia tidak mungkin melakukan itu untuk mencegah agar murid-murid tidak mencurinya; ia adalah seorang murid (Luk 23:50-56). Jika ia belum menjadi pengikut Kristus, ia bisa memperlihatkan tubuh itu dan mengbungkam cerita itu seluruhnya. Kapan ia bisa mengambil tubuh Yesus? Yusuf adalah seorang Yahudi yang saleh dan tidak akan melanggar hari sabat, terutama hari Paskah (Luk 23:50-56). pada malam hari, dengan memakai obor, ia akan terlihat. Satu hari setelah Sabat, ada penjaga Romawi yang ditempatkan di depan kubur (Mat 27:62-66). Pagi berikutnya perempuan-perempuan dating sebelum subuh (Luk 24:1). Tidak ada kesempatan sedikitpun bagi Yusuf untuk melakukan itu. Dan jika ia telah mengambil mayat Yesus, di mana ia menaruh tubuh itu? Tubuh itu tidak pernah ditemukan sekalipun hampir dua bulan telah berlalu sebelum murid-murid mulai menyampaikan kotbah mereka. ini waktu yang cukup lama untuk membongkar kebohongan jika memang ada. Tidak ada motivasi, kesempatan atau metode untuk mendukung teori ini, dan ini tidak memberikan penjelasan tentang penampakan Kristus dalam tubuh kebangkitan.

Penguasa Romawi atau Yahudi mengambil tubuh Yesus.

Teori ini tidak masuk akal. Jika mereka mengambil tubuh itu, mengapa mereka berusaha menuduh murid-murid mencurinya? (Mat 28:11-15). Di samping itu, mereka bisa menghentikan cerita tentang Kebangkitan begitu saja dengan menunjukkan tubuh itu. Tetapi sebaliknya, mereka terus menerus menentang pengajaran rasul-rasul, tetapi tidak bisa menjelaskan penampakan Kebangkitan dengan tubuh fisik yang sama itu.

Murid-murid mencuri tubuh Yesus. 

Hal ini tidak sesuai dengan apa yang kita ketahui tentang kehidupan orang-orang ini. Mereka bukan orang yang curang. Mereka semua mengajar bahawa kejujuran adalah kebajikan yang sangat penting. Petrus belakangan menyangkal tuduhan bahwa mereka menuruti cerita yang dirancang dengan cerdik (2 Ptr 1:16). Mereka juga bukan orang yang pintar yang berusaha untuk membuat ramalan Kristus menjadi kenyataan. Pada malam hari ketika Yeus ditangkap, mereka pertama kali melihat kubur yang kosong (Yoh 20:9). Mereka bersembunyi karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi(Yoh 20:19). Apakah orang yang seperti ini cukup berani untuk mencuri tubuh Yesus dari kubur yang dijaga sangat ketat? Jika hipotesis ini benar, kita juga harus percaya bahawa murid-murid bertahan dalam kebohongan dan mati untuk apa yang mereka ketahui salah.

Yesus menampakkan diri dalam tubuh kebangkitan.

      Bukti utama yang paling utama bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati adalah bahwa Ia dilihat oleh lebih dari 500 orang dalam 12 kesempatan yang berbeda. Pernyataan yang seperti pernyataan iman yang dicatat dalam I korintus 15:3-5 berasal dari masa yang paling awal dalam kehidupan gereja, yang di susun beberapa tahun setelah kematian Yesus. Sebab itu, ini bisa diandalkan sebagai bukti sejarah besar.

      Yesus bangkit secara fisik, bukan secara rohani. Ketika Paulus menggunakan istilah “tubuh rohani” dalam I kor 15:44, itu berarti tubuh supranatural yang dikuasai oleh roh bertentangan dengan tubuh “alamiah” yang sekarang kita miliki. Itu tentu saja bukan tubuh non-materi, karena kata yang sama digunakan untuk menjelaskan batu karang materi (I kor 10:4), makanan harafiah ( I kor 10:3) dan manusia rohani (I kor 2:15). Paulus menggunakan frase seperti yang kita katakan.

      Yesus memiliki daging dan tulang (Luk 24:39), makan ikan (Luk 24:42-43) dan menantang orang yang meragukannya untuk menjamah Dia dan melihat (Luk 24:39). Kepada Tomas, Ia berkata “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanga-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan kedalam lambung-Ku (Yoh 20:27). Jenis hubungan ini membuat kita tidak mungkin menarik kesimpulan bahwa murid-murid melihat roh atau ilusi. Alkitab bahkan menyatakan dengan jelas bahwa ada perbedaan antara melihat visi (di mana tidak ada manifestasi nyata dalam dunia, tetapi hanya ada dalam pikiran dan penampakan Yesus di mana setiap orang di sekitar-Nya melihat atau mendengar sesuatu dengan indra fisik mereka.

      Di samping itu beberapa orang melihat Dia lebih dari satu kesempatan, beberapa orang sendirian, dan beberapa dalam kelompok besar; kadang pada malam hari dan kadang pada siang hari. Paulus menantang orang yang meragukan kebangkitan Yesus dengan bertanya kepada salah satu saksi mata yang masih hidup untuk ditanyai (I kor 15:6). Selain itu, penampakan Kristus berlangsung cukup lama untuk menyakinkan identitas-Nya. Ia berjalan dan bercakap-cakap dengan orang yang berjalan menuju Emaus dan makan bersama-sama mereka (Lukas 24:13-35). Dengan kesaksian semacam ini tidak bisa ada keraguan terhadap kebenaran bahwa Yesus telah bangkit dari kematian-Nya.

Bukti-bukti di atas sangat mendukung pernyataan Yesus sebagai Allah adalah yang teragung dan terbesar dari semuanya. Tidak ada yang seperti ini yang pernah dinyatakan oleh agama lainnya., dan tidak ada mujizat yang memiliki bukti historis yang lebih banyak untuk meneguhkan hal itu. Yesus Kristus bangkit dari kematian dengan tubuh yang diubahkan pada hari ketiga setelah kematian-Nya. Dalam tubuh kebangkitan ini. Ia menampakkan diri kepada lebih dari 500 orang murid-Nya dalam paling sedikit 8 kesempatan yang berbeda selama 40 hari; Ia bercakap-cakap dengan mereka, makan bersama mereka, membiarkan mereka menyentuh Dia, dan menyiapkan makan pagi bagi mereka. Fakta bahwa Perjanjian Lama maupun Yesus sendiri meramalkan bahwa Ia akan bangkit dari antara orang mati. Karena Perjanjian Baru memberikan peneguhan historis yang akurat, satu-satunya yang perlu kita lakukan adalah memeriksa bukti itu dan menjawab beberapa keberatan yang telah dimunculkan untuk menghilangkan Kebangkitan.

Perjanjian Lama mengajarkan bahwa Mesias akan mati dan Ia akan memiliki pemerintahan politis yang abadi dari Yerusalem (Yes 9:6; Dan 2:44; Zakh 13:1) Tidak ada jalan lain untuk menyelaraskan kedua pengajaran ini kecuali Mesias yang mati dibangkitkan dari anatara orang mati untuk memerintah selama-lamanya. Yesus mati sebelum Ia bisa mulai memerintah.Hanya melalui kebangkirtan-Nya nubuat-nubuat tentang kerajaan Mesias bisa digenapi.

Djemy Liem

Djemy Liem

Bring People To GOD. All Glory For GOD. Jesus is my Savior

Leave a Reply

Related Posts

Categories