Djemy Liem
Alkitab berisi penuh dengan janji. Ada ribuan janji di dalamnya, semuanya berjumlah hampir tujuh ribu lima ratus janji! Satu pertanyaan yang layak untuk dipertimbangkan adalah dapatkah kita menuntut semua janji itu secara pribadi? Sesuatu yang salah apabila kita menuntut semua janji dalam Alkitab. Walaupun beberapa orang menyuruh kita untuk melakukannya. Itu adalah tindakan yang berbahaya.
Seorang ahli teologia Bernad Ramm, memperingatkan untuk menolak mencoba memaksakan setiap janji di dalam Alkitab masuk ke dalam situasi kita yang spesifik. Tidak semua janji yang ada di dalam Alkitab bisa kita tuntut. Janji-janji itu juga tidak dibuat untuk dituntut oleh semua orang.
Pribadi atau universal?
Sebelum kita menuntut suatu janji, kita perlu menentukan kategorinya. Apakah itu adalah janji yang berlaku untuk situasi secara umum atau diberikan dengan situasi tertentu kepada orang atau kelompok tertentu yang hidup di zaman Alkitab di tulis? Ada beberapa janji yang langsung dan secara pribadi diperuntukkan pada mereka, pada waktu itu, untuk tujuan tertentu yang disiapkan Allah pada waktu dan tempat mereka. Atau apakah itu adalah janji yang merupakan janji secara umum yang memiliki penerapan yang lebih universal?
Apakah itu adalah janji yang khusus, tidak ditujukan pada kita, tetapi dengan jelas ditujukan kepada orang lain? Apakah latar belakang Allah dalam memberi janji-Nya itu? Ataukah Dia bermaksud menujukan pada seseorang di dalam generasi tertentu?
Untuk menentukan jawabannya, kita harus memeriksa isinya, membaca pasal dengan hati-hati, dan menerapkan kemampuan untuk menilai dengan baik. Jika janji itu untuk orang tertentu, jangan pergi kesana. Jangan menaruh hati Anda pada janji itu seakan-akan janji itu untuk Anda. Dengan kata lain, Anda aka nada dengan kekecewaan dan kekecewaan akan masa depan! Bagaimanapun, jika janji itu termasuk ke dalam kategori secara umum, tuntutlah. Perhitungkanlah janji itu.
Suatu contoh dari janji untuk orang tertentu dalam situasi khusus, lihatlah janji dalam Markus 16:18: “Mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka”.
Beberapa kelompok orang menggunakan ayat ini sebagai dasar kepercayaan mereka, menuntut janji ini sebagai janji pribadi untuk para pengikutnya. Dua orang pndeta yang mencoba mempertahankan diri dari sengatan ular berbisa menguji iman mereka dengan racun, akibatnya mereka mati setelah beberapa jam minum racun.
Adalah berbahaya untuk menuntut setiap janji keluar dari konteksnya, terpisah dari latar belakang utamanya dan jauh dari arti sebenarnya. Jika ada suatu janji yang diperuntukan pada situasi khusus, jangan tuntut janji itu. Janji itu bukan untuk Anda dan saya. Jika, bagaimanapun, janji itu adalah janji yang berlaku secara umum, tuntutlah dengan sukacita.
Bersyarat atau tidak bersyarat.
Bahkan dengan janji-janji yang bias kita tuntut, bagaimanapun juga, kita butuh kemampuan untuk menilai dengan baik. Kita harus menentukan apakah janji itu bersyarat atau tidak.
Suatu janji yang bersyarat tidak akan dipenuhi sampai kita melakukan bagian kita: kondisi di mana janji itu terletak. Contohnya, pertimbangkan 1 Yohanes 1:9:”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Jika kita menolak untuk mengakui dosa kita, kita tidak dapat mengharapkan Bapa di Surga akan mengampuni dosa kita. Dengan kata lain, kita tidak bisa menuntut janji akan pengampunan Allah kecuali setelah kita melakukan bagian kita (syarat), yaitu mengakui dosa kita.
Matius 21:22 berkata,”Dan apa saja yang kamu minta dalam dosa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.” Beberapa orang menunjuk ayat itu dan berkata,”Ada satu janji. Saya dapat meminta Allah untuk ini dan itu dan saya akan menerimanya.” Tetapi mereka tidak melihat syarat dari Alkitab yang berkata,”Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar” (Mazmur 66:18). Dengan kata lain, hati yang berdosa dan tidak taat, walaupun itu adalah hati seorang anak Allah, tidak bisa membuat Allah melakukan sesuatu. Hati harus bersih. Itulah syarat yang harus dipenuhi.
Janji yang tidak bersyarat. Janji tersebut tidak terbatas. Apa yang dijanjikan Allah akan terjadi, tidak bergantung pada respon seseorang.
“FirmanMu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”(Mazmur 119:105)
“Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Titus 2:11
“Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. (Ibrani 6:10)
Alkitab adalah kebenaran dari Allah. Alkitab itu terpercaya, karena Allah juga terpercaya. Itu adalah petunjuk kita yang suci, ditulis sebagai perintah. Alkitab harus dibaca dengan teliti, diinterpretasikan dengan hati-hati, diperlakukan dengan hormat, dipegang dengan bijaksana, dan dipraktekkan dengan benar. Selama berabad-abad, Alkitab telah disalah mengerti dan dipraktekan dengan tidak tepat oleh para orang berdosa. Seringkali, mereka menginginkan petunjuk Allah menarik janji-janji dari latar belakang yang khusus dan memaksakannya, secara tidak tepat, dalam penerapan yang tidak akan dapat memenuhi janji itu.
Bring People To GOD. All Glory For GOD. Jesus is my Savior