Graph CMS
Mar 18, 2022

Sungai Yang Mengering

I Raja2 17:1-7

Pada suatu pagi,Elia mendapati bahwa air sungai itu tidak lagi terpancar di bebatuan atau mengalir bebas seperti hari-hari sebelumnya. Sejak aliran sungai itu menjadi sumber kehidupannya, dia mulai memeriksa apa yang terjadi. Selama hari-hari berikutnya, dia melihat air sungaiyang terus menjadi surut dan menyurut sampai akhirnya tinggal tetesan saja.

Pada suatu pagi, tidak ada air, yang ada hanya tanah yang basah. Angin panas terasa berhembus dan tanah mulai mengeras. Beberapa saat kemudian, terlihat retakan di dasar sungai akibat kering dan panasnya cuaca. Tidak lagi ada air. Sungai telah menjadi kering.

Pada suatu hari Anda merasakan kegembiraan karena tabungan di bank yang melimpah, bisnis yang besar, karir yang mengesankan, pelayanan yang luar biasa. Tetapi .. sungai telah mengering.

Anda selesai kuliah, melangkah menuju pekerjaan yang menjajjikan, dan Anda dikelilingi oleh orang-orang berpotensi. Tetapi di puncak karir Anda, semuanya berubah. Uang semakin menipis. Sahabat Anda pergi entah kemana. Semuanya telah hilang dan masa depan terlihat suram. Sungai telah mengering.

Saya telah mengalami masa-masa sulit ketika sungai telah mongering, dan saya menemukan diri saya memikirkan tentang hal-hal yang telah saya percaya. Apa yang terjadi? Apakah Allah sudah mati? TIDAK. Kondisi tersebut menyebabkan saya berpikir tidak terarah. Saya melihat ke atas, dan saya tidak bisa berbicara dengan Nya. Tidak ada balasan atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak saya. Sungai saya telah menjadi kering.

Itulah yang pernah terjadi dengan John Bunyan di abad ke tujuh belas di Inggris. Dia berkotbah melawan ketidakbenaran di masa itu, dan para pemimpin malah memasukkannya ke dalam penjara. Sungai kesempatan baik dan kebebasan yang dimilikinya telah mengering. Tetapi karena Bunyan tetap percaya teguh pada Tuhan dan masih bertahan dan tetap bekerja, dia mengubah penjara itu menjadi suatu tempat yang penuh pujian, pelayanan dan kreativitas, sehingga dia menulis “Perjalanan Musafir”, alegori yang paling terkenal sepanjang sejarah kesusasteraan Inggris.

Sungai yang mongering bukan berarti membatalkan semua rencana yang di sediakan Tuhan sebaliknya, sungai yang mongering menyebabkan rencana Tuhan terwujud.

Elia berada dalam lingkungan yang berat. Lingkungan yang mengancam hidupnya. Sungai telah mongering. Apakah Allah telah melupakan hamba Nya yang setia? Apakah Allah telah meninggalkan Anda? Sebelum melangkah lebih jauh, ini adalah saat yang baik untuk berhenti sejenak dan berpikir. Dua pelajaran yang kita dapat tentang bagian ini dari hidup Elia.

Pertama, Allah yang memberikan air dapat juga menghentikan persediaan air.

Perasaan kita sebagai manusia mengatakan bahwa sekali Bapa Surgawi kita yang setia memberikan air, Dia tidak akan mengambilnya lagi. Hal itu tidak adil. Jika Dia memberikan pasangan hidup, Dia seharusnya juga tidak mengambil pasangan hidup itu. Sekali Allah memberikan seorang anak, Dia seharusnya tidak mengambil anak itu. Sekali Dia memberikan bisnis yang baik, Dia tidak berhak untuk mengambil bisnis itu kembali.

Ketika kita berada dalam keadaan yang berat, kecenderungan kita adalah merasa ditinggalkan, dan kita merasa marah, lalu berpikir, Bagaimana Allah bisa melupakan saya? Kenyataannya adalah kebalikannyalah yang benar, bahwa pada saat-saat itu, kita tidak lebih dari suatu obyek dari perhatian-Nya.

Sekarang saya tidak tahu apa yang Elia rasakan atau pikirkan ketika dia pertama kali melihat sungai yang kering, tetapi saya tahu berdasarkan pengalaman bahwa ketika sungai kita mengering ada dua hal:

(1). Allah masih ada dan Dia baik-baik saja!

(2). Dia tahu apa yang sedang Dia kerjakan.

Yesaya 49:14-16 mengingatkan pada saya ketika air dari sungai saya pelan-pelan habis dan akhirnya mengering. Ayat-ayat tersebut menjadi rhema tentang siapa yang mengontrol dan ayat-ayat ini juga menjadi sangat berharga.

Sion berkata, ” Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.” Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?

Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan KU, tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.

“Allah telah meninggalkan aku … Dia telah pergi. Dia telah melupakan aku.” Pernahkah berkata begitu? Tentu saja pernah!

Allah berkata, di tengah keadaan keringnya sungai Anda, “Engkau ada di ruang mata- Ku” lalu Dia menggunakan gambaran yang bagus tentang seorang ibu dan bayi nya … dan Dia mengejutkan kita dengan pandangan-Nya yang realistis. Dapatkah seorang ibu melupakan bayinya? Mungkin Anda berpikir bias saja, bukankah begitu? Tetapi lihatlah pada berita-berita, dan Anda akan mengetahui seberapa banyak wanita yang telah melakukan hal tersebut. Bayi-bayi ditinggalkan di tempat sampah. Bayi-bayi yang masih sangat kecil. Kadang-kadang malah di siksa atau dibunuh.

Ya, seperti yang tidak terbayangkan, bahkan seorang ibu dapat melupakan bayi nya. Tetapi ini kuncinya: Allah tidak begitu. Dia tidak akan pernah melupakan kita. Kita di tulis di telapak tangan-Nya secara permanen. Jalan jalan kita terbentang di hadapan-Nya.Tidak satupun waktu yang berjalan tanpa Dia ketahui kita berada di mana, apa yang kita lakukan dan apa perasaan kita.

Saya ada tepat di telapak tangan-Nya dan begitu pula Anda. Dan begitu pula Anda. Dan ketika kita berada di sungai yang kering, Allah berkata,”benar. Itulah tempatnya yang tepat yang Aku inginkan. Ya sempurna”. Tetapi ini menyakitkan, Tuhan. Aku ingat ketika saat-saat lebih menyenangkan …., ketika aku minum dari sungai ini. Saat ini,aku merasa merana”

Aku tahu, tapi di situlah Aku menginginkan engkau berada. Aku melihatmu di sana. Aku tidak melupakan engkau. Percayalah pada Ku dalam melewati saat-saat ini.

Kedua, Sungai yang mengering adalah hasil langsung dari doa Elia.

“Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan “Yakobus 5:17

Elia telah berdoa supaya jangan turun hujan, dan hasilnya, tidak ada hujan selama tiga setengah tahun. Jadi, sungai yang kering menandakan bahwa apa yang dia doakan sedang terjadi. Dia hidup dalam hasil dari doanya.

Pernahkah Anda mengalami? “Tuhan, buatlah saya menjadi orang yang bersungguh-sungguh. Tuhan bentuklah saya menjadi seseorang yang berkenan di hati Mu. Sementara itu, di dalam hati anda berpikir, tetapi jangan terlalu sakit. Tuhan. Buatlah saya stabil, tahan menderita, dan penuh pengampunan, tetapi jangan mengambil banyak kenyamanan daging saya. “Tuhan, ajarkan saya tentang iman, buatlah saya kuat. Tetapi jangan biarkan saya menderita. Pernahkah Anda menawar Tuhan seperti itu? Kita menginginkan kedewasaan yang instan, bukan yang membutuhkan pengorbanan atau rasa sakit atau kekerasan.

Pelatihan rohani yang dibuat Allah tidaklah sperti itu. Pelatihan rohani itu dibuat untuk pengembangan kita menuju kedewasaan, bukan untuk kenyamanan kita.

Empat pelajaran dari sungai kerit:

Pertama. Kita harus rela untuk dipisahkan seperti kita rela untuk dipakai. F.B. Meyer mengatakan hal ini sebagai “kualitas dari hidup yang tidak terlihat.” Kita harus rela untuk dipisahkan sehingga kita dapat mendengar suara Tuhan dalam keheningan. Jauh dari kebisingan hidup sehari-hari kita, jauh dari kesibukan kita, dari jadwal kita, dari keinginan pribadi kita. Kita perlu untuk belajar tentang kualitas yang dalam dan tetap dari kehidupan yang tidak terlihat.

Kedua. petunjuk yang diberikan Allah termasuk perbekalan. Allah berkata,:pergilah ke sungai. Aku akan menyediakan.”

Ketika Allah memimpin, Allah menyediakan. Burung gagak adalah burung pemangsa dan rakus. Tuhan memberi makanan dengan cara yang ajaib.

Ketiga. kita harus belajar mempercayai Tuhan setiap harinya.

“Alasan mengapa begitu banyak orang merasa gugup, tertekan, bingung dan kuatir adalah bahwa mereka tidak pernah mengerti seni tentang cara hidup untuk hari ini.

Keempat. Sungai yang mengering biasanya merupakan tanda akan kesenangan dari Allah, bukan kekecewaan-Nya pada hidup Anda. Sekarang jika Anda melewatkan hal ini, Anda melewatkan semuanya. Sungai yang mengering biasanya merupakan tanda penerimaan Allah akan hidup kita, bukan pengadilan-Nya.

Djemy Liem

Djemy Liem

Bring People To GOD. All Glory For GOD. Jesus is my Savior

Leave a Reply

Related Posts

Categories